E-News

Pematangsiantar, e-news. Perkembangan dan pertumbuhan di Kota Pematangsiantar disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat dapat menimbulkan kerusakan lingkungan, sehingga menurunnya daya dukung lahan dalam menopang

kehidupan masyarakat di kawasan kota. Karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai.

Pematangsiantar adalah kota yang mengalami kemajuan pertumbuhan dari berbagai sektor seperti ekonomi, sosial, budaya dan pertumbuhan penduduk.

Keseimbangan lingkungan yang tidak diolah dengan baik akan berdampak pada masalah lingkungan.Tindak lanjut untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan salah satunya adalah dengan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) khususnya pada taman median jalan dibeberapa titik di Pematangsiantar.

Keberadaan taman median jalan memberikan keserasian lingkungan kota, sarana pengaman lingkungan kota yang nyaman, segar, indah dan bersih. Median jalan memiliki fungsi ekologis, sosial

budaya dan estetika yaitu menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, mengatur lalu lintas, pemisah, pembatas, pengatur kecepatan kendaraan dan tempat penyebrangan bagi pengguna jalan kaki.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 menyatakan, bahwa taman median jalan dapat berupa taman atau non taman, dalam bentuk taman atau ruang terbuka hijau tanaman pada

taman median jalan berfungsi sebagai peneduh, penyerap polusi udara, peredam kebisingan, pemecah angin, pembatas pandang, dan penahan silau lampu kendaraan. Dalam bentuk non taman untuk

menambah keindahan dan penghijauan di taman median jalan yang telah dibangun perkerasan.

Peran tumbuhan pada taman median jalan untuk mengurangi pencemaran udara akibat asap kendaraan, merefleksikan atau mengurangi panas matahari sehingga memberikan keserasian lingkungan kota yang nyaman, segar, indah dan bersih. Namun, setelah melalui pemantauan, dibeberapa titik taman midian yang ada di pematangsiantar, justru bertolak belakang dengan tujuan dan harapan untuk mempercantik kota namun justru wajah kota Pematangsiantar jadi buruk dengan adanya taman median yang perawatannya sangat kurang diperhatikan.

Hamdani warga kota Siantar, juga ikut menyoroti pembangunan taman median dibeberapa titik di kota Pematangsiantar, katanya, pemerintah kota Siantar hanya menggelontorkan anggaran, namun terkesan hanya pemborosan anggaran Negara karna setelah tanaman pepohonan yang ditanam melalui dirusak atau dimatikan karna pembangunan taman midian. Selanjutnya, ditanam dengan tanaman baru yang bervarian sesudah itu dibiarkan tidak terawat yang akhirnya selain jadi buruk wajah kota Siantar, semua anggaran Negara sia – sia.

” Abang liatlah tanaman pohon yang udah tumbuh bagus ditebang untuk buat taman median, padahal itukan dibeli pake uang negara. Ini kalau saya liat, pembangunan tamannya ini juga kurang beres akibat kurang pengawsan. Sesudah itu dibeli tanaman seperti berbagai macam bunga. Awalnya sih bagus, tapi berjalannya waktu, ditumbuhi rumput dan jadi semak tidak di rawat. Kan sia- sia kerjanya dan uang Negara yang habis hanya pekerjaan yang tidak beres ini”, keluh Hamdani mengakhiri. (Zul)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *